AMPLIFIER
INSTRUMENTASI
Penguat ini
merupakan penguat serbaguna dan bermanfaat yang terdiri dari tiga op amp dan
tujuh buah resistor. Terdiri dari rangkaian buffer dan penguat differensial.
Untuk mengatur penguatan yang diinginkan bisa diatur dengan mengubah-ubah nilai
Rf. Rumusan dan gambar dari penguat instrumentasi adalah sebagai berikut :


Perangkat-perangkat
pengukuran output memerlukan daya operasinya. Daya ini biasanya nampak dari
rangkaian pengukuran elektro mekanik memerlukan daya secara khusus (tipical)
antara beberapa mikrowatt pada alat ukur
kumparan putar yang sensitif hingga beberapa watt pada tranduser-tranduser.
Pada
beberapa penggunaan (pemakaian) daya pada rangkaian-rangkaian pengukuran tidak
dapat disupply dari perngkat outputnya. Jadi bila rangkaian dihubungkan secara
langsung pada rangkaian output, maka sinyal-si nyal menimbulkan distorsi pada
saat pembebanan. Amplifier instrumentasi dalam beberapa hal diperlukan untuk:
1.
Menyupply daya yang diperlukan oleh
perangkat output, dengan demikian sinyal dapat diukur, didisplay atau direkam
secara jelas dan tepat.
2.
Bila besaran yang dapat diukur oleh alat
ukur telah diproses atau dimodifikasi.
3.
Penggunaan Op Amp dilakukan untuk
menimbulkan operasi matematika pada
sinyal listrik dari alat-alat bertenaga listrik. Operasinya bioasanya menambah,
mengurang, mengali, membagi, mengintegrasi, mendifferensiasi, numerik,
logaritma dsb.
4.
Melengkapi pencabutan dari variabel yang
diukur oleh rangkaian regulasi kontrol, sementara proses diindustri dalam
keadaan berjalan dari suatu amp,ifier.
Sifat-sifat dari
amplifier instrumentasi:
1.
Mampu menyupply daya pada level tegangan
atau arus spesifik yang secara langsung sebanding dengan besaran yang diukur.
2.
Daya yang diserap dari sistem pengukuran
sekecil mungkin.
3.
Akan secara tepat menunjukkan
variasi-variasi dalam pengukuran.
4.
Akan beroperasi pada daya yang kurang
dari daya cadangan yang mungkin.
5.
Mempunyai waktu operasi yang lama dan
derajat reabilitas yang tinggi.
6.
Mempunyai impendansi input yang tinggi
dan impemdansi output yang rendah.
Impendansi
output yang rendah juga menyebabkan tidak tergantung pada frekuensi.
1. Amplifier-amplifier arus bolak
balik
Amplifier dirancang
untuk memperkuat sinyal sinus dengan frekuensi yang dirancang secara khusus.
Ini dirancang untuk menghasilkan kembali bentuk sinyal input pada
terminal-terminal output, tapi tegangan atau arusnya bertambah menurut
rationya. Amplifier dapat memperkuat
sinyal pada range frekuensi tertentu, bila frekuensi yang diberikan
berlebihan akan mempunyai respon data yang tergantung pada harga tekanan beban
(RL). Secara ideal grafik penguatan (gain) tegangan terhadap frekuensi direspon
seperti gambar (a).
Penguatan
tegangan yang konstan terdapat diantara frekuensi-frekuensi wc1 dan wc2,
penguatan tersebut disebut dengan band gain (A mid).
Pengaruh
amplifier AC jelas merupakan suatu filter band pass. Pass band yang ada pada
wc1 – wc2 memberikan hanya satu band frekuensi-frekuensi untuk melepaskan atau
melewatkan dan menahan terjadinya
pemberhentian. Misalnya output yang menyebabkan pemberhentian dalam hal
ini frekuensinya adalah nol (0) yang tidak termasuk band frekuensi (rejection
band) adalah dari 0 – cw1 dan cw2 ke
frekuensi selanjutnya. Respon ideal kadang tidak dapat diberikan pada saat
praktek respon yang nyata seperti
terlihat pada gambar (b).
Terdapat
pass band yang kita sebut sebagi band rata (flat band). Kadang-kadang jenis ini
dapat jatuh dibawah A unit pada frekuensi
yang lebih rendah dan lebih tinggi. Frekuensi diantara penguatan (gain)
sebesar 0.70 Amid disebut frekuensi cut off. Pada unit band frerkuensi terdapat
dua buah frekuensi yang besar
penguatannya 0.707 A mid yaitu pada frekuensi wc1 dan wc2.
Masing-masing desebut
sebagai the lower cut off frequence dan the upper frequency.
Band width = BW = wc2 –
wc1
Respon
berkurang dari respon mid band sebesar 3 db. Perubahan daya sebesar 50% disebabkan
karena perubahan 70,7% tegangan sebesar 3 db. Perubahan-perubahan lambat dari
tegangan output tidak berpengaruh terhadap tegangan output.
Batas
band width amplifier pada frekuensi-frekuensi yang lebih rendah yaitu dari
batas naik ke titik nol yang konstan. Perubahan-perubahan lambat dari tegangan
output, sebagai contoh adalah drift, atau penyimpangan secara normal dialami
(dihadapi) oleh amplifier-amplifier DC
dapat dihindari dengan cara merubah-rubah tegangan output secara lambat.
2. DC Amplifier
Dengan demikian untuk
kedua penguatan yaitu penguatan sinyal-sinyal DC atau sinyal-sinyal lambat,
maka dapat digunakan DC amplifier . respon frekuensinya seperti gambar (C).
Respon
yang rata dimulai dari sinyal DC atau frekuensinya nol. Hal ini menunjukkan
respon dasar dari suatu low pass filter, yaitu suatu perangkat yang memproduksi kembali
sinyal-sinyal frekuensi rendah. Seperti keterangan diatas, maka DC amplifier
sering dipakai dalam pengukuran dan sistem instrumentasi dan juga merupakan komponen yang penting bagi
suatu sistem kompoter analog. Bagaimanapun juga jenis DC amplifierb yang
baik sangat sulit pendasainannya. Ini disebabkan amplifier DC dibuat dengan
feed back yang banyak dan itu dan itu merupakan masalah drift. Dimana drift
merupakan suatu perubahan yang lambat dari banyak sinyal output. Jika sinyal
inputnya statik (tenang) atau diharapkan dengan perubahan output sekecil
mungkin, masalah lain DC amplifier adalah perlu adanya pencegahan setiap cut
off frekuensi rendah yang membuat tidak berguna.
3. Direct Coupled Amplifier
Untuk
mencegah cut off pada frekuensi rendah dan juga untuk memperoleh respon
frekuensi yang betul-betul rata maka digunakan Direct Coupled (penguat copling
langsung). Pada dasarnya frekuensi cut off dari penguat AC ditentukan oleh
copling capasitor antar tingkat penguat dan lumped (gumpalan capasitansi).
Dengan membuang capasitor copling antara tingkat amplifier dapat di cople (dihubung) langsung tanpa
kopling dan ini dinamakan direct coupled Amplifier.

Kekurangannya :
-
Timbulnya drift (denyutan)
Setiap
perubahan tegangan sumber (perubahan parameter) setiap komponen yang digunakan
akan menimbilkan sinyal output lancung (loncat), yang sangat berbeda dari
output, bila diperhitungkan inputnya.
Oleh
karena itu direct copled disebut juga dengan DC amplifier dan kondisinya dimana
tegangan input DC yang benar lebih besar daripada tegangan yang disebabkan oleh
drift (denyutan).
4. Chopped and Modulasi DC Amplifier
Penguat-penguat
AC yang sederhana dapat digunakan untuk mengutkan sinyal input DC dengan
menambah komponen rangkaiannya yang disebut dengan chopper. Pendekatan yang
digunakan untuk membuat suatu Amplifier DC. Dimana DC adalah konverter pertama
terhadap sinyal-sinyal ekivalen AC yang dikuatkan oleh Amplifier AC.
Sinyal Ac akhirnya
dikonverter kembali pada sinyal DC seperti pada gambar (d).

Gambar
(d) memperlihatkan Amplifier DC tipe pemotong (chopper). Vs adalah input tegangan
DC. Sebagai kemungkinan lain tegangan tsb dihubungkan pada terminal A dan B.
Bila
saklar pada posisi A maka arus mengalir pada kumparan primer Is satu arah. Bila
saklar pada posisi B akan menjadi sebaliknya. Ini berarti bahwa suatu tegangan
AC akan berkurang pada kumparan sekunder dari transformator input. Pada
transformator yang ideal tegangan tersebut sepenuhnya berbentuk gelombang segi
empat, hanya puncak tegangan berkurang sebanding dengan input DC.
Sinyal
Ac diperkuat dalam suatu amplifier AC standar. Halnya sama sebagi gelombang
persegi yang diperkuat pada kumparan poins dari trafo output. Sinyal AC diubah
kembali dalam bentuk sinyal DC.
Kumparan
sekunder dari transformator output secara terpusat dipilih (tapped) dengan
menggunakan saklar-saklar output standar (switch gauge) pada saklar-saklar
input.
Tegangan
input yang melalui kumparan primer dari transformator output diperlihatkan pada
gambar (e). Output kumparan sekunder diperlihatkan pada gambar (f).

Amplifier gambar (d) dihubungkan sebagi suatu amplifier
pemotong bila tegangan input DC secara
hakiki dipotong untuk menghasilkan suatu sinyal AC. Aksi pemotongan bisa
dilengkapi dengan Salah satu cara yaitu mekanik atau elektronik.
Suatu
vebrasi read (getaran baluh) dipakai bila secara mekanik aksi pemotongan
tersebut dilakukan.
5. PENGUAT GANDENG DC
Dalam praktek
biasanya untuk memperoleh suatu penguatan yang cukup besar, dapat dilakukan
dengan menggandeng beberapa penguat atau biasa dikenal dengan penguat bertingkat.
Untuk menjaga agar tegangan panjar (bias) pada suatu tahap tidak terganggu
oleh tahap sebelum dan berikutnya, maka antara penguat-penguat tersebut dipisahkan
dengan kapasitor. Rangkaian semacam ini lebih dikenal dengan penguat gandengan
RC. Penguat gandengan RC hanya bekerja untuk isyarat AC.
Bila
isyarat berupa arus/tegangan DC atau bolak-balik dengan frekuensi sangat rendah,
maka diperlukan rangkaian penguat gandengan DC. Pada penguat ini, antara transistor
yang satu dengan yang lainnya dihubungkan secara langsung. Ada beberapa cara
untuk memperoleh penguat gandengan DC diantaranya adalah penguat diferensial dan
penguat hubungan Darlington.
Penguat
yang muthakhir tersusun sebagai rangkaian terpadu (integrated circuit- IC).
Dengan IC memungkinkan kita untuk menyusun ribuan transistor ke dalam suatu permukaan
silikon (chip) dengan luas hanya beberapa mm2. Satu hal yang menguntungkan
dengan IC adalah dengan tanpa kapasitor, kita dapat menghasilkan penguat dengan
frekuensi respon sampai mendekati DC.
A.
Penguat Diferensial
Untuk
mengerti bagaimana penguat diferensial bekerja, perlu kita pelajari keadaan panjar
DC dari rangkaian dasarnya seperti ditunjukkan pada gambar. Masukan dapat
diumpankan pada ujung-ujung basis B1 dan B2. Perbedaan (difference)
isyarat pada kedua ujung inilah yang akan dikuatkan, sehingga kita menyebutnya
sebagai penguat diferensial.
Cara
menghitung keadaan panjar dari penguat tersebut tidak berbeda dengan pada penguat
transistor tunggal. Dengan kedua basis ditanahkan seperti pada gambar kita
mempunyai:
VE » -0,6 volt karena
VBE » -0,6 volt
dengan salah
satu atau kedua transistor yang bekerja

Permasalahannya
adalah bagaimana membuat kedua transistor bekerja secara sama. Selama keduanya
mempunyai tegangan basis yang sama (0 volt) dan tegangan emitor yang sama (~
-0,6 volt), keduanya mempunyai karakteristik yang identik. Khususnya, karena

kita
memerlukan transistor dengan harga Io yang hampir
sama. Kenyataannya Io berharga sangat variatif untuk satu
transistor ke transistor lainnya dan juga terhadap temperatur
sehingga untuk mendapatkan pasanngan Io yang serasi
terkadang menjadi
masalah
yang serius.
Namun
demikian saat dua transistor dibuat bertetangga pada rangkaian terintegrasi,
maka mereka akan memiliki karakteristik dasar dan temperatur yang relatif sama
dan secara otomatis akan menjadi serasi. Salah satu ukuran keserasian tersebut adalah
dengan melihat harga “tegangan offset masukan”, yaitu selisih antara kedua harga
VBE, diperlukan
untuk menjamin adanya kesamaan arus yang mengalir. Biasanya selisih ini berharga
dari 50 mV
– 5 mV.
Arus total yang
melewati kedua emitor adalah

karenanya untuk
dua transistor yang identik kedua arus emitor adalah sebesar

Besarnya arus
kolektor keduanya adalah hampir sama dengan harga arus emitor di atas, sehingga
kedua tegangan kolektor adalah sebesar

B.
Pengoperasian
Modus Bersama (Common-mode Operation -CM)
Rangkaian
pada gambar 14.2 memperlihatkan bahwa isyarat vi diumpankan pada
kedua basis. Karena vi dipakai bersama sebagai masukan, maka
keadaan ini disebut “masukan modus bersama”

Kita mungkin
berharap sistem dapat memberikan keluaran beberapa ratus Mv dengan masukan
beberapa mV, tetapi kenyataanya tidak demikian. Tegangan emitor akan tetap
sekitar 0,6 volt di bawah tegangan basis, sehingga tidak akan berharga terlalu jauh
dari -0,6 V. Karenanya besarnya arus total

hanya akan
sedikit berubah. Akibat adanya rangkaian yang simetri, dengan harga vBE yang identik
pada kedua transistor, kedua arus emitor akan tetap berharga sekitar

sehingga
tegangan kolektor juga berubah sedikit.
Selanjutnya
besarnya penguatan dapat dihitung dengan menggunakan rangkaian setara seperti
telah dibicarakan pada bab sebelumnya.

Pada rangkaian
setara operasi modus bersama seperti terlihar pada gambar diatas kita Melihat

dan besarnya
tegangan keluaran adalah

sehingga
penguatan pada masing-masing transistor adalah sebesar

Karena RL dan RE mempunyai harga
yang hampir sama maka penguatan tegangan yang dihasilkan sangat rendah
(biasanya kurang dari satu). Jika perbedaan keluaran o1 o2 v - v digunakan, maka
penguatan akan berharga nol, maka RL1 dan RL2 mestinya
terdapat keserasian (identik).
Hambatan masukan
dari isyarat-kecil pada masing-masing basis diberikan oleh

suatu harga yang
cukup besar.
Rangkaian di
atas, karena sifat simetrinya, berperilaku seperti sepasang penguat transistor
yang paralel tanpa adanya resistor emitor bypassed 2RE.
No comments:
Post a Comment