Wednesday, August 7, 2013

puisi jerit hati

jerit hati

kau undang perih ini datang
saat iya telah menjadi sampah
bertahun ku bangun kota indah ini
lalu kini perlahan kau biarkan rapuh

usang di hati ini semakin terlihat
sisakan bercak dari sebuah prasangka
yang selama ini tertimbun rapat
bercak dari logika
yang selama ini berusaha mendobrak

ku tulis ini dengan ujung pena yang sekarat
bersama dengan kian pudarnya pandangan
namun telinga ini masih menangkap
jerit kertas-kertas beku
jerit syaraf-syaraf otak

awan retorika apa lagi yang bergelayut kali ini?
kenapa teraa begitu gelap, sesak, dan menyakitkan?
gulungan kabut apa ini?
kabut yang menghilangkan jati diri
meracuni jiwa-jiwa damai
sisakan kepatihan yang tak berujung
aku butuh JALAN dan KEPASTIAN !!!

by: Eka Fidia